Table of Content

Leluhur Budaya Jawa Dari Brahma, Benarkah ?

Leluhur bangsa Jawa diklaim berasal dari Brahma, berdasarkan mitologi budaya jawa.
budaya jawa
Leluhur Budaya Jawa Dari Brahma, Benarkah ? - Bangsa Jawa dan leluhurnya sering dikait-kaitkan dengan mitologi. Dan mitologi merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjalanan sejarah dan budaya.

Dalam mitologi Jawa disebutkan bahwa salah satu leluhur bangsa Sunda (Jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda bermukim di Gunung Mahera. Nama Batara Brahma juga muncul dalam Babad Tanah Jawi. Dalam silsilah Babad Tanah Jawi tersebut disebutkan asal muasal Batara Brahma, dimulai dari Nabi Adam yang memiliki putra Nabi Syits. Nabi Syits berketurunan Sang Hyang Nur Cahya, dan Syang Hyang Nur Cahya berketurunan Sang Hyang Nur Rasa, dimana beliau memilikit keturunan Syang Hyang Wenang dan keturunan berikutnya Sang Hyang Tunggal. Sang Hyang Tunggal lalu berketurunan Batara Guru, dan dari Batara Guru muncul Batara Brahma. Berdasarkan konsep dari naskah kuno bangsa Jawa, Batara Brahma merupakan leluhur para raja Tanah Jawa dalam cerita budaya Jawa kuno



Batara Brahma Adalah Nabi Ibrahim

Seorang profesor dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) meneliti DNA orang Melayu, dan menyatakan bahwa terdapat 27% Variant Mediterannean (DNA bangsa Euro-semitik), yang juga dimiliki oleh keturunan Nabi Ibrahim yang lain yaitu Bangsa Arab dan Bani Israil. Dalam Kitab 'al-Kamil fi 'al-Tarikh karya Ibnu Tahir dinyatakan bahwa Bangsa Jawi merupakan keturunan Nabi Ibrahim. Ini berarti fakta tersebut bisa jadi mendekati kebenaran, apalagi bila ditelusuri lebih jauh bahwa Nabi Ibrahim memiliki keidentikan dengan Batara Brahma. 



Mitos Brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa dan budaya di Nusantara, boleh jadi merupakan peristiwa sejarah, yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristeri Siti Qanturah (Qatura/Keturah), yang kelak akan menjadi leluhur Bani Jawi (Melayu Deutro). Dan kita telah sama pahami bahwa, Nabi Ibrahim berasal dari bangsa ‘Ibriyah, kata ‘Ibriyah berasal dari ‘ain, ba, ra atau ‘abara yang berarti menyeberang. Nama Ibra-him (alif ba ra-ha ya mim), merupakan asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim). Beberapa fakta yang menunjukkan bahwa Brahma yang terdapat di dalam Mitologi Jawa adalah Nabi Ibrahim, di antaranya :

  1. Nabi Ibrahim memiliki isteri bernama Sara, sementara Brahma pasangannya bernama Saraswati. 
  2. Nabi Ibrahim hampir mengorbankan anak sulungnya yang bernama Ismail, sementara Brahma terhadap anak sulungnya yang bernama Atharva (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali)
  3.  Brahma adalah perlambang Monotheisme, yaitu keyakinan kepada Tuhan Yang Esa (Brahman), sementara Nabi Ibrahim adalah Rasul yang mengajarkan ke-ESA-an ALLAH. 



Monoteisme Dalam Kitab Veda dan Monoteisme Ibrahim 

  • Ajaran Monotheisme di dalam Veda, pada mulanya berasal dari Brahma (Nabi Ibrahim). Jadi makna awal dari Brahma bukanlah Pencipta, melainkan pembawa ajaran dari yang Maha Pencipta. 4. Nabi Ibrahim mendirikan Baitullah (Ka’bah) di Bakkah (Makkah), sementara Brahma membangun rumah Tuhan, agar Tuhan di ingat di sana (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali). Bahkan secara rinci, kitab Veda menceritakan tentang bangunan tersebut :
    "Tempat kediaman malaikat ini, mempunyai delapan putaran dan sembilan
    pintu…
     (Atharva Veda 10:2:31)".  Kitab Veda memberi gambaran sebenarnya tentang Ka’bah yang didirikan Nabi Ibrahim. Makna delapan putaran adalah delapan garis alami yang mengitari wilayah Bakkah, diantara perbukitan, yaitu Jabl Khalij, Jabl Kaikan, Jabl Hindi, Jabl Lala, Jabl Kada, Jabl Hadida, Jabl Abi Qabes dan Jabl Umar. Sementara sembilan pintu terdiri dari : Bab Ibrahim, Bab al Vida, Bab al Safa, Bab Ali, Bab Abbas, Bab al Nabi, Bab al Salam, Bab al Ziarat dan Bab al Haram. 

  •  Dalam monoteisme Ibrahim, Peninggalan Nabi Ibrahim, sebagai Rasul pembawa ajaran Monotheisme, jejaknya masih dapat terlihat pada keyakinan suku Jawa, yang merupakan suku terbesar dari Bani Jawi. Suku Jawa sudah sejak dahulu, mereka menganut monotheisme, seperti keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi. Selain suku Jawa, pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat Sunda Kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada Keyakinan Sunda Wiwitan. Mereka meyakini adanya ‘Allah Yang Maha Kuasa‘, yang dilambangkan dengan ucapan bahasa ‘Nu Ngersakeun‘ atau disebut juga ‘Sang Hyang Keresa‘. Dengan demikian, adalah sangat wajar jika kemudian mayoritas Bani Jawi (khususnya masyarakat Jawa) menerima Islam sebagai keyakinannya. Karena pada hakekatnya, Islam adalah penyempurna dari ajaran Monotheisme (Tauhid) yang di bawa oleh leluhurnya Nabi Ibrahim.

 (sumber :http://kanzunqalam.wordpress.com/2010/03/14/misteri-leluhur-bangsa-jawa/)

إرسال تعليق